Merdeka
Di antara nikmat terbesar yang Allah berikan kepada kita semua – disamping nikmat Iman dan Islam – adalah nikmat menjadi pribadi-pribadi yang merdeka. Alhamdulillah, bangsa ini telah mendapatkan nikmat kemerdekaan setelah sekian lama berada dalam cengkeraman para penjajah.
Maka, sebagai seorang hamba sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk mensyukuri nikmat merdeka ini dengan berbagai macam hal dalam bingkai meraih keridhoan Allah Ta’ala.
Iman dan Takwa merupakan wujud rasa syukur yang nyata atas kenikmatan ini.
Allah berfirman dalam salah satu ayat-Nya :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya,” (QS Al-A’raf : 96)
Selain itu, di antara wujud rasa syukur terhadap nikmat ini adalah dengan mendoakan kebaikan bagi negeri tercinta ini.
رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا ٱلْبَلَدَ ءَامِنًا
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman, “ (QS Ibrahim : 35)
Adapun sebagai individu muslim, pribadi yang merdeka adalah sebagaimana yang disampaikan oleh Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah. Beliau rahimahullah berkata :
العبودية لله هي حقيقة الحرية، فمن لم يتعبد له، كان عابدا لغيره
“Menjadi hamba Allah adalah kemerdekaan yang hakiki, Barang siapa yang tidak menghamba kepada Allah, dia akan menjadi hamba kepada selain-Nya”. (Al-Majmu’ Al-Fatawa, 8: 306)
