ARTIKELTafsir Al-Qur'an

Tafsir Surat Al-Mulk {Bagian 2}

Al-Mulk, Ayat 12-15

اِنَّ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ كَبِيْرٌ، وَاَسِرُّوْا قَوْلَكُمْ اَوِ اجْهَرُوْا بِهٖۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ، اَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَۗ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ، هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ

“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat oleh mereka, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar (12) Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati (13) Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui (14) Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (15)

Balasan Bagi Orang Yang Takut Kepada Rabb-Nya

Allah Subhanallahu wa ta’ala mengabarkan tentang orang yang takut kepada Rabb- nya dalam keadaan sendirian, lalu ia menahan diri dari maksiat dan ia menjalankan ketaatan-ketaatan, di mana tidak seorang pun yang melihat kecuali Allah . Bagi orang yang bersifat seperti ini, ia akan memperoleh {مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ كَبِيْرٌ} “Ampunan dan pahala yang besar.”Yakni, segala dosanya diampuni dan amalnya dibalas dengan pahala yang melimpah, sebagaimana yang tercantum dalam ash-Shahiihain:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ تَعَلَى فِي ظِلِّ عَرْشِهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ فَذَكَرَ مِنْهُمْ: رَجُلًا دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتَ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَفُ اللهَ، وَرَجُلًا تَصَدَّقَ بِصَدَقَتٍ فَأَخْفَاهَا، حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ

“Ada tujuh golongan manusia yang akan berada di bawah naungan ‘Arsy-Nya pada hari tidak ada naungan melainkan naungan- Nya.” Maka, disebutkanlah salah satunya, yaitu seorang laki-laki, “Ia digoda oleh seorang perempuan cantik lagi kaya tapi dia berkata, ‘Saya takut kepada Allah.’ Dan seorang laki-laki yang bershadaqah secara sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang dishadaqahkan oleh tangan kanannya.”

Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman mengingatkan bahwa Dia mengetahui segala isi hati dan segala yang dirahasiakan. Dia berfirman, { وَاَسِرُّوْا قَوْلَكُمْ اَوِ اجْهَرُوْا بِهٖۗ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ} “Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati,” yakni yang terlintas di hati manusia.

Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { اَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ} “Apakah Allah Yang men- ciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan)?” Yakni, apakah al-Khaliq (Allah Subhanallahu wa ta’ala) tidak mengetahui ciptaan-Nya sendiri, padahal Dia yang telah membaguskan ciptaan-Nya? { وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ} “Dan Dia Mahahalus lagi Maha Mengetahui.”

Adalah Suatu Nikmat, Bahwa Allah Telah Menundukkan Bumi Bagi Hamba-Hamba-Nya

Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala menjelaskan nikmat-Nya kepada makhluk- Nya yang telah menundukkan bumi untuk mereka. Dia telah menjadikannya terhampar dan tenang, tidak goncang atau bergerak-gerak, karena Dia telah menjadikan gunung-gunung (sebagai pasaknya). Dia telah mengalirkan mata air, membentangkan padanya jalan-jalan, menyiapkan padanya berbagai manfaat serta tempat-tempat yang cocok untuk menanam tanaman-tanamari dan buah-buahan.

Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا} “Dia lah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya,”yakni pergilah kalian ke mana saja yang kalian suka di seluruh penjuru bumi. Dan berpencarlah kalian di berbagai belahannya untuk melakukan berbagai aktivitas dan perdagangan. Ketahuilah bahwa kepergian kalian tidak akan lancar kecuali dengan izin Allah.

Oleh karenanya Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖ} “Dan makanlah sebagian dari rizki-Nya.”Dari perintah yang terdapat pada ini difahami bahwa berusaha dalam rangka menjalankan sebab ayat bagi datangnya rizki tidaklah meniadakan sikap tawakkal. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Umar bin al-Khaththab yang mengatakan bahwa dirinya telah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَعْدُوْ خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا

“Sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah memberi kalian rizki, sebagaimana Dia memberi rizki kepada burung yang berangkat di pagi hari dengan perut kosong dan kembali sore hari dengan perut kenyang.”
Diriwayatkan juga oleh at-Tirmidzi, an-Nasa-i dan Ibnu Majah. At-Tirmidzi berkata, “Ini adalah hadits hasan shahih.”

Jadi, terbukti kalau burung itu bepergian pagi dan petang menemukan rizki seraya bertawakkal kepada Allah karena Dia-lah Yang menundukkan, memudahkan dan menakdirkannya. { وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ} “Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) di- bangkitkan,” yakni kembali pada hari Kiamat.

Ibnu ‘Abbas Radiyallahu ‘anhuma, Mujahid, as-Suddi dan Qatadah berkata, “Lafazh مَنَاكِبِهَا artinya setiap penjuru bumi dan setiap bagian-bagian untuk nya.

Al-Mulk, Ayat 16-19

ءَاَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَاۤءِ اَنْ يَّخْسِفَ بِكُمُ الْاَرْضَ فَاِذَا هِيَ تَمُوْرُ، اَمْ اَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَاۤءِ اَنْ يُّرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًاۗ فَسَتَعْلَمُوْنَ كَيْفَ نَذِيْرِ، وَلَقَدْ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيْرِ، اَوَلَمْ يَرَوْا اِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صٰۤفّٰتٍ وَّيَقْبِضْنَۘ مَا يُمْسِكُهُنَّ اِلَّا الرَّحْمٰنُۗ اِنَّهٗ بِكُلِّ شَيْءٍۢ بَصِيْرٌ

“Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang? (16) Atau sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan mengirimkan badai yang berbatu kepadamu? Namun kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku (17) Dan sungguh, orang-orang yang sebelum mereka pun telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka betapa hebatnya kemurkaan-Ku! (18) Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu.” (19)

Tidak Boleh Merasa Aman Dari Adzab Allah, Karena Dia Mampu Menyiksa, Bagai- Manapun Yang Dia Kehendaki

Apa yang tercantum dalam ayat-ayat di atas juga merupakan bentuk kelemah lembutan dan rahmat Allah terhadap makhluk-Nya. Meskipun Dia mampu mengadzab mereka disebabkan kekufuran dan kemusyrikan mereka, namun Dia tetap bersabar, menangguhkan siksaan terhadap mereka, tidak bersegera mengadzab mereka. Sebagaimana firman-Nya,

وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللّٰهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوْا مَا تَرَكَ عَلٰى ظَهْرِهَا مِنْ دَاۤبَّةٍ وَّلٰكِنْ يُّؤَخِّرُهُمْ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِعِبَادِهٖ بَصِيْرًا

“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melata pun. Akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu. Maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.”
(QS. Faathir: 45)

Dan dalam surat ini Dia berfirman, { ءَاَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَاۤءِ اَنْ يَّخْسِفَ بِكُمُ الْاَرْضَ فَاِذَا هِيَ تَمُوْرُ} “Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit, babwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang?” Yakni bergoyang ke sana ke mari. { اَمْ اَمِنْتُمْ مَّنْ فِى السَّمَاۤءِ اَنْ يُّرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا} “Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit, bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu,” yakni angin kencang yang membawa bebatuan se- hingga memecahkan kepala mereka, sebagaimana firman-Nya, { اَفَاَمِنْتُمْ اَنْ يَّخْسِفَ بِكُمْ جَانِبَ الْبَرِّ اَوْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا ثُمَّ لَا تَجِدُوْا لَكُمْ وَكِيْلًا } apakah kamiu merasa aman (dari hukuman Allah) yang menjungkir- balikkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia memiupkan (angin keras yang membawa) batu-batu kecil? Dan kamu tidak akan mendapat seorang pelindung pun bagi kamu.” (QS. Al-Israa’: 68)

Demikianlah Allah Subhanallahu wa ta’ala mengancam mereka di surat ini dengan firman-Nya, { فَسَتَعْلَمُوْنَ كَيْفَ نَذِيْرِ} “Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku,” yakni bagaimana peringatan-Ku itu dan bagaimana akibat dari orang yang menyelisihi serta mendustakannya.

Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { وَلَقَدْ كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِم} “Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (Rasul-Rasul-Nya),”yakni para umat terdahulu. { فَكَيْفَ كَانَ نَكِيْرِ} “Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku,” yakni bagaimana kemurkaan dan hukuman-Ku kepada mereka. Tegasnya, hal itu sangat keras dan menyakitkan.

Terbangnya Burung Dengan Kekuasaan Allah, Menunjukkan Bahwa Dia Maha Melihat Setiap Perkara Yang Kecil Dan Yang Besar

Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { اَوَلَمْ يَرَوْا اِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صٰۤفّٰتٍ وَّيَقْبِضْنَ} “Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka?” Yakni, terkadang burung mengepakkan sayapnya di udara dan terkadang melipatnya dan mengembangkan nya. { مَا يُمْسِكُهُنَّ} “Tidak ada yang menahannya,” yakni di udara, { اِلَّا الرَّحْمٰنُ} “Selain Yang Maha Pemurah.”Karena rahmat dan kelembutan-Nya, Dia menundukkan udara untuk burung-burung agar dapat terbang menembusnya.

Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { اِنَّهٗ بِكُلِّ شَيْءٍۢ بَصِيْرٌ} “Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu, “yakni terhadap kemaslahatan setiap makhluk. Hal ini sebagaimana firman-Nya, { اَلَمْ يَرَوْا اِلَى الطَّيْرِ مُسَخَّرٰتٍ فِيْ جَوِّ السَّمَاۤءِ ۗمَا يُمْسِكُهُنَّ اِلَّا اللّٰهُ ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ} “Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain Allah. SeSungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nahl: 79)

 

Al-Mulk, Ayat 20-27

اَمَّنْ هٰذَا الَّذِيْ هُوَ جُنْدٌ لَّكُمْ يَنْصُرُكُمْ مِّنْ دُوْنِ الرَّحْمٰنِۗ اِنِ الْكٰفِرُوْنَ اِلَّا فِيْ غُرُوْرٍ، اَمَّنْ هٰذَا الَّذِيْ يَرْزُقُكُمْ اِنْ اَمْسَكَ رِزْقَهٗ ۚ بَلْ لَّجُّوْا فِيْ عُتُوٍّ وَّنُفُوْرٍ، اَفَمَنْ يَّمْشِيْ مُكِبًّا عَلٰى وَجْهِهٖٓ اَهْدٰىٓ اَمَّنْ يَّمْشِيْ سَوِيًّا عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ، قُلْ هُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ، قُلْ هُوَ الَّذِيْ ذَرَاَكُمْ فِى الْاَرْضِ وَاِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ، وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ، قُلْ اِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللّٰهِ ۖوَاِنَّمَآ اَنَا۠ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ، فَلَمَّا رَاَوْهُ زُلْفَةً سِيْۤـَٔتْ وُجُوْهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَقِيْلَ هٰذَا الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تَدَّعُوْنَ

“Atau siapakah yang akan menjadi bala tentara bagimu yang dapat membelamu selain (Allah) Yang Maha Pengasih? Orang-orang kafir itu hanyalah dalam (keadaan) tertipu (20) Atau siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya? Bahkan mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari kebenaran) (21) Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup yang lebih terpimpin (dalam kebenaran) ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus? (22) Katakanlah, “Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kamu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.” (23) Katakanlah, “Dialah yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan.” (24) Dan mereka berkata, “Kapan (datangnya) ancaman itu jika kamu orang yang benar?” (25) Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya ilmu (tentang hari Kiamat itu) hanya ada pada Allah. Dan aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan.” (26) Maka ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat) sudah dekat, wajah orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka), “Inilah (azab) yang dahulunya kamu minta.” (27)

Hanya Allah-Lah Penolong Dan Pemberi Rizki

Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman kepada orang-orang musyrik yang me- nyembah selain Allah bersamaan dengan menyembah-Nya sambil mengharap kemenangan dan rizki darinya. Allah mengingkari apa yang mereka yakini sekaligus mengabarkan bahwa mereka tidak akan mendapatkan apa yang mereka idam-idamkan. Dia berfirman, { اَمَّنْ هٰذَا الَّذِيْ هُوَ جُنْدٌ لَّكُمْ يَنْصُرُكُمْ مِّنْ دُوْنِ الرَّحْمٰنِ} “Atau siapakah dia yang men- jadi tentara bagimu, yang akan menolongmu selain daripada Allah Yang Maha Pemurah?” Yakni, kalian tidak memiliki pelindung, penyelamat dan penolong selain-Nya. Oleh karena itu Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { اِنِ الْكٰفِرُوْنَ اِلَّا فِيْ غُرُوْرٍ} “Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.”

Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { اَمَّنْ هٰذَا الَّذِيْ يَرْزُقُكُمْ اِنْ اَمْسَكَ رِزْقَهٗ} “Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rizki jika Allah menahan rizki-Nya?” Yakni, siapakah gerangan yang akan memberi rizki, jika Allah telah memutuskan rizkinya. Artinya, tidak ada satu pun pun yang mampu memberi, menolak, mencipta atau menolong, kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Mereka mengetahui hal yang itu, tapi mereka tetap menyekutukan-Nya. Oleh karena itu Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { بَلْ لَّجُّوْا} “Sebenarnya mereka terus-menerus,” yakni senantiasa dalam kesewenang-wenangan, kedustaan dan kesesatan mereka. فِيْ عُتُوٍّ وَّنُفُوْرٍ “Dalam kesombongan dan menjauhkan diri.” Mereka tetap dalam pembangkangan, kesombongan serta sikap menentang kebenaran. Mereka tidak mau mendengarkan dan mengikutinya.

Perumpamaan Orang Kafir Dan Orang Mukmin

Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { اَفَمَنْ يَّمْشِيْ مُكِبًّا عَلٰى وَجْهِهٖٓ اَهْدٰىٓ اَمَّنْ يَّمْشِيْ سَوِيًّا عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ }”Maka apakah orang yang berjalan terjungkal di atas mukanya itu lebih banyak mendapat petunjuk, ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus?”Ini adalah perumpamaan yang Allah berikan untuk mukmin dan orang orang kafir.

Perumpamaan orang kafir dalam keadaan dan kebiasaan mereka adalah bagaikan orang yang berjalan terjungkal di atas wajahnya. Mereka berjalan miring, tidak tegap seperti orang yang berjalan normal. Mereka tidak tahu arah dan tujuan, bahkan mereka bingung dan tersesat. Apakah orang yang seperti ini lebih mendapatkan petunjuk? { اَمَّنْ يَّمْشِيْ سَوِيًّا عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ }”Ataukah orang yang berjalan tegap di atás jalan yang lurus?”Yakni pada jalur yang jelas dan lurus. Dia sendiri berjalan dengan lurus, dan jalannya pun lurus. Demikianlah perumpamaan mereka di dunia dan begitu pula di akhirat.

Di akhirat, orang mukmin akan berjalan dengan tegap dan normal di atas jalan yang lurus membentang menuju Surga. Sedangkan orang kafir akan berjalan terjungkal di atas wajahnya menuju Neraka Jahannam. Sebagaimana firman-Nya, { اُحْشُرُوا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا وَاَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوْا يَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَاهْدُوْهُمْ اِلٰى صِرَاطِ الْجَحِيْمِ } “(Kepada Malaikat diperintahkan), Kumpulkanlah orang-orang yang zbalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah selain Allah, maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke Neraka.” (QS. Ash-Shaaffaat: 22-23) dan ayat-ayat setelahnya. Teman sejawat mereka artinya orang-orang seperti mereka.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Anas bin Malik Radiyallahu ‘anhu, ia mengatakan bahwa ada yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam:

كَيْفَ يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى وُجُوْهِهِمْ؟ أَلَيْسَ الَّذِيْ أَمْشَاهُمْ عَلَى أَرْجُلِهِمْ قَادِرًا عَلَى أَنْ يُمْشِيَهُمْ عَلَى وُجُوْهِهِمْ

“Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin manusia itu dibangkitkan terjungkal di atas kepala mereka?” Beliau bersabda: “Bukankah yang membuat mereka berjalan menggunakan kaki (selama di dunia) itu Mahakuasa untuk membuat mereka berjalan menggunakan wajah mereka?”
Hadits ini juga tercantum dalam ash-Shahiihain.”

Kekuasaan Allah Pada Ciptaan-Nya Dan Bukti Kebenaran Hari Kebangkitan

Firman-Nya, { قُلْ هُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَكُمْ} “Katakanlah: Dia-lah Yang menciptakan kamu.”yakni memulai penciptaan kalian dari sesuatu yang sebelumnya tidak ada. { وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ} “Dan menjadikan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati.”Lafazh اَفْـِٕدَةَ artinya akal dan perasaan. { قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ} “(Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur,” yakni sedikit sekali dari kalian yang menggunakan semua karunia itu dalam ketaatan kepada-Nya.

Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { قُلْ هُوَ الَّذِيْ ذَرَاَكُمْ فِى الْاَرْضِ} “Katakanlah: Dia- lah Yang menjadikan kamu berkembangbiak di muka bumi,”yakni menyebarkan kalian di setiap penjuru dunia dengan perbedaan bahasa, warna kulit dan bentuk tubuh. { وَاِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ} “Dan hanya kepada- Nya-lah kamu kelak dikumpulkan.”Yakni, setelah kalian disebarkan secara terpisah dengan berbagai keragamannya, maka Dia Subhanallahu wa ta’ala akan mengumpulkan kalian, sebagaimana sebelumnya Dia Subhanallahu wa ta’ala telah menyebarkan kalian. Dia Subhanallahu wa ta’ala akan mengembalikan kalian sebagaimana Dia telah menciptakan kalian pertama kali.

Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman mengabarkan keadaan orang- kafir mustahil terjadi. Dia berfirman, { وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ} “Dan mereka berkata: Kapankah datangnya ancaman itu jika kamu adalah orang-orang yang benar?” Yakni kapankah terjadinya hari orang yang mengingkari hari Kiamat, serta menganggapnya pengumpulan yang engkau kabarkan itu. { قُلْ اِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللّٰهِ} “Katakanlah: “Sesungguhnya ilmu (tentang hari Kiamat itu) hanya pada sisi Allah, Yakni tidak ada yang mengetahuinya secara pasti kecuali hanya Allah semata. Akan tetapi Dia telah memerintahkan aku untuk mengabarkan kepada kalian bahwa hal itu pasti terjadi, maka bersiap-siaplah. { وَاِنَّمَآ اَنَا۠ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ} “Dan sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan,” yakni kewajibanku hanyalah menyampaikan saja, dan saya (Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam) telah menunaikan- nya kepada kalian.

Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { فَلَمَّا رَاَوْهُ زُلْفَةً سِيْۤـَٔتْ وُجُوْهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا} “Ketika mereka melihat adzab (pada hari Kiamat) sudah dekat, muka orang- orang kafir itu menjadi muram.”Yakni ketika Kiamat itu tiba dan orang-orang kafir menyaksikan siksaan yang sudah dekat dan pasti akan menimpanya, maka muka mereka menjadi muram. Mereka sadar bahwa setiap yang akan datang itu pasti akan datang, meskipun waktu kedatangannya agak lama. Tatkala apa yang mereka dustakan itu nyata di hadapan mereka, maka mereka tersiksa, karena mereka mengetahui secara pasti keburukan yang akan menimpanya.

Siksaan itu telah mengepung mereka dan mendatangi mereka secara tiba-tiba. (Sebagaimana firman-Nya), { وَبَدَا لَهُمْ مِّنَ اللّٰهِ مَا لَمْ يَكُوْنُوْا يَحْتَسِبُوْنَ وَبَدَا لَهُمْ سَيِّاٰتُ مَا كَسَبُوْا وَحَاقَ بِهِمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ} “Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan. Dan (jelaslah) bagi mereka akibat buruk dari apa yang telah mereka perbuat dan mereka diliputi oleh pembalasan yang mereka dahulu selalu memperolok-olokkannya.” (QS. Az-Zumar: 47-48)

Oleh karena itu dikatakan kepada mereka dengan nada ejekan dan celaan, { هٰذَا الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تَدَّعُوْنَ} “Inilah (adzab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya,” yakni yang kalian minta untuk disegerakan.

Al-Mulk, Ayat 28-30

قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ اَهْلَكَنِيَ اللّٰهُ وَمَنْ مَّعِيَ اَوْ رَحِمَنَاۙ فَمَنْ يُّجِيْرُ الْكٰفِرِيْنَ مِنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ، قُلْ هُوَ الرَّحْمٰنُ اٰمَنَّا بِهٖ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَاۚ فَسَتَعْلَمُوْنَ مَنْ هُوَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ، قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ اَصْبَحَ مَاۤؤُكُمْ غَوْرًا فَمَنْ يَّأْتِيْكُمْ بِمَاۤءٍ مَّعِيْنٍ

“Katakanlah (Muhammad), “Tahukah kamu jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersamaku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk surga), lalu siapa yang dapat melindungi orang-orang kafir dari azab yang pedih?” (28) Katakanlah, “Dialah Yang Maha Pengasih, kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya kami bertawakal. Maka kelak kamu akan tahu siapa yang berada dalam kesesatan yang nyata.” (29) Katakanlah (Muhammad), “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?” (30)

Kematian Orang Mukmin Tidak Akan Menolong Orang Kafir

Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { قُلْ} “Katakanlah,” wahai Muhammad kepada orang-orang yang menyekutukan Allah dan ingkar terhadap nikmat-Nya, { اَرَءَيْتُمْ اِنْ اَهْلَكَنِيَ اللّٰهُ وَمَنْ مَّعِيَ اَوْ رَحِمَنَاۙ فَمَنْ يُّجِيْرُ الْكٰفِرِيْنَ مِنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ}”Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama dengan aku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk Surga), tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang kafir dari siksa yang pedih?” Yakni, selamatkanlah diri kalian, karena tidak ada perbuatan yang dapat menyelamatkan kalian kecuali bertaubat dan kembali kepada agama-Nya. Seandainya kami ditimpa kematian sebagaimana yang kalian harapkan, maka hal itu tidak bermanfaat bagi kalian. Seandainya Allah membinasakan kami atau merahmati kami, maka tetap saja kalian tidak memiliki tempat berlindung dari adzab dan hukuman Allah yang pedih dan pasti akan menimpa kalian.

Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { قُلْ هُوَ الرَّحْمٰنُ اٰمَنَّا بِهٖ وَعَلَيْهِ تَوَكَّلْنَا} “Katakanlah: Dia-lah Allah Yang Maha Penyayang, kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal, “yakni kami beriman kepada Rabb semesta alam Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan segala urusan. Ini sebagaimana firman-Nya, { فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِۗ} “Maka sem- bahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya.” (QS. Huud: 123) Oleh karena itu Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { فَسَتَعْلَمُوْنَ مَنْ هُوَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ} “Kelak kamu akan mengetahui siapakah dia yang berada dalam kesesatan yang nyata,”yakni antara kami dan kalian. Dan kalian akan mengetahui untuk siapakah akhir yang baik di dunia di maupun akhirat.

Perintah Untuk Mengingat Nikmat Allah Berupa Sumber Air Dan Ancaman Tentang Hilangnya Kenikmatan Tersebut

Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman menunjukkan kasih sayang-Nya kepada segenap makhluk, { قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ اَصْبَحَ مَاۤؤُكُمْ غَوْرًا } “Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering yakni menghilang dengan cara menyusut ke bawah bumi, sehingga tidak dapat digali dengan alat apapun dan oleh siapa pun.

Kata غَوْرًا (yang kering) adalah kebalikan dari kata اَلنَّابِعُ (memancar). Oleh karena itu Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { فَمَنْ يَّأْتِيْكُمْ بِمَاۤءٍ مَّعِيْنٍ } “Maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” Yakni air yang mengalir di permukaan bumi. Artinya, hanya Allah-lah yang mampu melakukannya. Di antara kemuliaan dan anugerah-Nya, Allah memunculkan air dari bumi, lalu mengalirkan air tersebut di seluruh penjuru untuk kebutuhan makhluk hidup, baik sedikit ataupun banyak. Hanya milik-Nya segala pujian dan karunia.

Inilah akhir penafsiran surat al-Mulk.

 

 

 

 

 

Disalin ulang dari:  Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 9, Cetakan ke-sembilan Muharram 1435 H – November 2013 M, Pustaka Ibnu Umar Jakarta

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini:

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker