AqidahARTIKEL

Pasal Keenam : Beriman Kepada Kitab-kitab Allah Subhanallahu wa ta’ala  

Pasal Keenam:

Beriman Kepada Kitab-kitab Allah

Subhanallahu wa ta’ala  

 

Seorang Muslim beriman kepada seluruh kitab suci yang telah Allah turunkan dan kepada lembaran-lembaran wahyu (shuhuf) yang diberikan kepada sebagian RasulNya. Ia meyakini bahwa semua itu adalah Kalamullah (Firman Allah) yang Dia wahyukan kepada para RasulNya agar dengan wahyu itu mereka menyampaikan ajaran (syariat) dan agamaNya.

Di antara kitab-kitab suci yang paling agung itu ada empat, yaitu al-Qur an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa ‘Alaihi Sallam, Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud ‘Alaihi Sallam, dan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘Alaihi Sallam.

Al-Qur ‘an al-Karim adalah kitab yang teragung dari kitab-kitab lainnya, sebagai batu ujian bagi kitab-kitab yang lain itu dan menghapus semua ajaran dan hukum yang ada di dalamnya. Iman yang demikian itu karena adanya dalil-dalil naqli dan ‘aqli di bawah ini:

>Dalil-dalil Naqli

  1. Perintah Allah Subhanallahu wa ta’ala agar beriman kepada kitab-kitabNya, seperti di dalam FirmanNya,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ

“Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul- Nya dan Kitab (al-Qur an) yang Allah turunkan kepada RasulNya, serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya.”
(An-Nisa: 136)

  1. Berita dari Allah tentang Kitab-kitabNya, seperti di dalam FirmanNya,

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ، نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَاَنْزَلَ التَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَ، مِنْ قَبْلُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَاَنْزَلَ الْفُرْقَانَ

“Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhlukNya. Dia menurunkan al- Kitab (al-Qur an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil sebelum (al- Qur’an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan al-Furqan.”
(Ali Imran: 2-4).

FirmanNya,

وَاَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ

“Dan Kami telah menurunkan kepadamu (Muhammad) al-Kitab (al- Qur an) dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian bagi kitab-kitab yang lain itu.”
(Al-Ma idah: 48).

وَاٰتَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًا

“Dan telah Kami berikan Zabur kepada Dawud.”
(An-Nisa: 163)

Dan FirmanNya,

وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ، نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ، عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ، بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ، وَاِنَّهٗ لَفِيْ زُبُرِ الْاَوَّلِيْنَ

“Dan sesungguhnya al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, ia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (libril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan dengan Bahasa Arab yang jelas. Dan sesungguhnya al- Qur’an itu benar-benar (tersebut) di dalam Kitab-kitab orang yang dahulu.”
(Asy-Syu’ara’: 192-196).

Juga FirmanNya,

اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰى، صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى

“Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahu- lu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.”
(Al-A’la: 18-19).

  1. Berita dari Rasulullah tentang Kitab-kitab Allah di dalam banyak haditsnya, seperti,

إنَّما بَقاؤُكُمْ فِيمَن سَلَفَ مِنَ الأُمَمِ، كما بيْنَ صَلاةِ العَصْرِ إلى غُرُوبِ الشَّمْسِ، أُوتِيَ أهْلُ التَّوْراةِ التَّوْراةَ، فَعَمِلُوا بها حتَّى انْتَصَفَ النَّهارُ ثُمَّ عَجَزُوا، فَأُعْطُوا قِيراطًا قِيراطًا، ثُمَّ أُوتِيَ أهْلُ الإنْجِيلِ الإنْجِيلَ، فَعَمِلُوا به حتَّى صُلِّيَتِ العَصْرُ ثُمَّ عَجَزُوا، فَأُعْطُوا قِيراطًا قِيراطًا، ثُمَّ أُوتِيتُمُ القُرْآنَ، فَعَمِلْتُمْ به حتَّى غَرَبَتِ الشَّمْسُ، فَأُعْطِيتُمْ قِيراطَيْنِ قِيراطَيْنِ، فقالَ أهْلُ الكِتابِ: هَؤُلاءِ أقَلُّ مِنَّا عَمَلًا وأَكْثَرُ أجْرًا، قالَ اللَّهُ: هلْ ظَلَمْتُكُمْ مِن حَقِّكُمْ شيئًا؟ قالوا: لا، قالَ: فَهو فَضْلِي أُوتِيهِ مَن أشاءُ

“Sesungguhnya masa tinggal kalian dibanding orang-orang dahulu adalah tinggal seperti waktu antara Shalat Ashar hingga matahari terbenam. Ahli Taurat telah diberi kitab Taurat dan mereka pun mengamalkannya sam- pai setengah hari, lalu mereka lemah (tidak mampu mengamalkannya), maka mereka diberi pahala satu qirath-satu qirath. Kemudian Ahli Injil diberi kitab Injil, dan mereka pun mengamalkannya hingga waktu Shalat Ashar, kemudian mereka lemah (tidak manpu mengamalkannya), lalu mereka diberi pahala satu qirath-satu girath. Kemudian kalian diberi al-Qur ‘an dan kalian pun mengamalkannya hingga matahari terbenam. Dan kalian diberi dua qirath- dua qirath pahala. Maka Ahli Kitab berkata, ‘Mereka lebih sedikit amalnya daripada kami (akan tetapi kenapa) mereka dibeli pahala lebih banyak?’ Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, ‘Apakah ada dari hak kalian yang Aku zhalimi?” Mereka menjawab, ‘Tidak.’ Dia berfirman, ‘Itu adalah karuniaKu, Aku memberikannya kepada siapa saja yang Aku kehendaki’.”

Sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga,

خُفِّفَ على داودَ القرآنَ ، فكانَ يَأمرُ بِدَوابِّهِ فُتَسْرَجُ ؛ فيَقرأُ القرآنَ من قَبلِ أنْ تُسْرَجَ دَوابُّه ، و لا يأكلُ إلَّا من عَمَلِ يَدِيْهِ

“Nabi Dawud telah diberi kemudahan membaca. la hanya menyuruh agar hewan-hewannya diberi pelana, maka ia pun membaca Taurat atau Zabur sebelum hewan-hewannya selesai dipelanai, dan dia tidak makan kecuali dari hasil kerjanya sendiri.”

لا حَسَدَ إلَّا في اثنتَيْنِ رجُلٍ علَّمه اللهُ عزَّ وجلَّ القُرآنَ فهو يقومُ به آناءَ اللَّيلِ وآناءَ النَّهارِ ورجُلٍ أعطاه اللهُ عزَّ وجلَّ مالًا فهو يُنفِقُهُ آناءَ اللَّيلِ وآناءَ النَّهارِ.

“Tidak ada iri hati (yang dibenarkan) kecuali pada dua hal, yaitu terhadap seseorang yang dikaruniai Allah al-Qur’an, lalu ia selalu membacanya di malam dan di siang hari; dan terhadap seseorang yang Allah berikan harta, lalu ia menajkahkannya di malam dan di siang hari.”

تَرَكْتُ فِيْكُمْ مَا إِنْ تَمَسكْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدِيْ: كتابَ اللهِ وسُنَّةَ رَسُوْلِهِ

“Aku tinggalkan pada kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh kepadanya, niscaya kalian tidak akan tersesat sepeninggalku, yaitu Kitabullah (al-Qur’an) dan Sunnah RasulNya.”

Beliau juga bersabda,

لا تصدقوا أهل الكتاب و لا تكذبوهم، و قولوا آمنّا بالّذي أنزل إلينا وما أنزل إليكم، وإلهنا وإلهكم إله واحد و نحن له مسلمون.

“Janganlah kamu membenarkan Ahli Kitab dan jangan pula mendustakannya, akan tetapi katakanlah, “Kami beriman kepada apa yang telah diturunkan kepada kami (al-Qur an) dan apa yang telah diturunkan kepada kalian (Taurat dan Injil), Tuhan kami dan Tuhan kalian adalah Satu dan hanya kepadaNya-lah kami berserah diri’,”

  1. Iman atau keyakinan jutaan ulama, hukama (orang-orang yang bijak) dan ahlul iman pada setiap zaman dan tempat, dan keyakinan mereka yang pasti bahwasanya Allah telah menurunkan Kitab- kitab yang diwahyukanNya kepada para rasul pilihanNya di mana di dalamnya terdapat apa saja yang dikehendakiNya, seperti penjelasan tentang sifat-sifatNya, berita-berita ghaib, penjelasan tentang syariat- syariat, agama, janji, dan ancamanNya.

>Dalil-dalil Aqli

  1. Lemahnya manusia dan ketergantungannya kepada Tuhan-nya untuk perbaikan jasad dan ruhnya mengharuskan diturunkannya Kitab-kitab suci yang di dalamnya mengandung ajaran-ajaran dan aturan-aturan yang dapat merealisasikan dan mewujudkan kesempurnaan manusia dan memenuhi tuntunan hidupnya di dunia dan di akhirat.
  2. Oleh karena para rasul (utusan-utusan) itu adalah perantara antara Allah sang Pencipta dengan hamba-hambaNya, sedangkan para rasul itu seperti manusia lainnya yang hidup dalam batas waktu tertentu, lalu mereka wafat, maka kalau risalah (ajaran dan misi) yang mereka bawa tidak termuat di dalam kitab-kitab khusus, niscaya ajaran dan misi yang mereka bawa itu sirna bersamaan dengan kematian mereka, dan sebagai akibatnya manusia hidup tanpa risalah dan tanpa perantara, maka dengan demikian lenyaplah tujuan asal dari wahyu dan risalah. Maka dari itu perlu adanya Kitab-kitab Suci dari Allah tanpa diragukan lagi.
  3. Apabila seorang rasul yang mengajak manusia kepada Allah dan beribadah kepadaNya tidak membawa suatu Kitab Suci yang berasal dari Allah yang di dalamnya terdapat ajaran, petunjuk dan kebaikan, maka mudah sekali rasul itu didustakan oleh kaumnya dan diingkari risalahnya. Maka ini merupakan suatu kondisi yang mengharuskan diturunkannya Kitab-kitab Suci dari Allah untuk menegakkan hujjah (dalil dan penjelasan) kepada umat manusia.

 

 

Disalin ulang dari: Kitab Minhajul Muslim Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jajairi Edisi Indonesia, Cetakan XV Jumadil ula 1437H/2016M, Darul Haq Jakarta

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini:

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker