ARTIKELFiqih

Shalat Sunnah Fajar (Shubuh)

Shalat Sunnah Fajar (Shubuh)

  1. Hukum shalat sunnah fajar

 Shalat sunnah fajar termasuk shalat sunnah yang sangat dianjurkan  seperti halnya shalat witir. Karena ia merupakan permulaan shalat siang hari bagi seorang Muslim. Sedangkan shalat witir merupakan penutup shalat malam hari. Nabi menguatkannya melalui tindakananya, di mana beliau senantiasa memeliharanya dan tidak pernah meninggalkannya sama sekali, dan beliau menganjurkannya melalui sabdanya

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

 “Dua rakaat shalat sunnah Fajar lebih baik daripada dunia dan isinya.”
(Diriwayatkan oleh Muslim, no. 725)

 Juga sabda beliau,

 “Janganlah kalian meninggalkan dua rakaat shalat sunnah Fajar sekali pun kamu sedang dikejar oleh kuda (musuhmu).”
(Diritwayatkan oleh Ahmad, no.9000 dan Abu Dawud, no. 1258).

2 Waktu shalat sunnah fajar adalah antara terbit Fajar dan Shalat Shubuh. Bagi seseorang yang tertidur hingga matahari terbit atau lupa dan tidak sempat mengerjakannya, hendaklah ia mengerjakannya ketika ingat, kecuali setelah memasuki waktu zawal (tergelincirnya matahari), maka ketika itu waktu pelaksanaan Adapun waktu pelaksanaan shalat sunnah Fajar a telah gugur atau habis, berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam

مَنْ لَمْ يُصَلِّ رَكْعَتَي الْفَجْرِ ؛ فَلْيُصَلِّهُمَا بَعْدَ مَا تَطْلُعُ الشَّمْسُ

“Barangsiapa yang belum mengerjakan dua rakaat shalat sunnah fajar hingga matahari terbit, hendaklah ia mengerjakan dua rakaat itu.”
(Diriwayatkan oleh al-Baihagi 2/484 dengan sanad yang baik)

Dalam suatu peperangan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam dan para sahabatnya tertidur pulas dan tidak bangun hingga matahari terbit, maka mereka bergeser sedikit dari tempat mereka, dan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam  memerintahkan kepada Bilal supaya mengumandangkan adzan, lalu beliau mengerjakan dua  rakaat shalat sunnah sebelum Shalat Shubuh, lalu beliau berdiri dan mengerjakan Shalat Shubuh. ( Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 595. Muslim, no. 861)

  1. Tata cara pelaksanaan shalat sunnah fajar (sebelum Shubuh) Shalat sunnah Fajar adalah dua rakaat shalat sunnah yang dilakukan dengan ringan (segera) dengan membaca surat al-Kafirun pada akaat pertama dan membaca surat al-Ikhlash pada rakaat kedua setelah membaca al-Fatihah yang dibaca dengan suara pelan. Jika seseorang anya membaca al-Fatihah saja, hal itu dibolehkan, berdasarkan keterangan Aisyah radhiallahuanha.

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُخَفِّفُ الرَّكْعَتَيْنِ اللَّتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الصُّبْحِ حَتىَّ إِنِّيْ لأَقُوْلُ : هَلْ قَرَأَ بِأُمِّ الْكِتَابِ؟”

 “Rasulullah biasa mengerjakan dua rakaat shalat sunnah sebelum Shalat Shubuh dan meringankan keduanya sehingga aku merasa ragu, apakah heliau membaca al-Fatihah atau tidak?”
(Diriwayatkan oleh Malik, no. 286)

 Juga penuturan Aisyah radhiallahuanha dalam riwayat lain,

 

رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ فِي رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

“Rasulullah shallahu alaihi wa salam biasa membaca surat al-Kafirun serta al-Ikhlash pada dua rakaat shalat sunnah Shubuh, dan beliau membaca keduanya dengan suara pelan.”
(Diriwayatkan Muslim, no. 7260)

 

 

Sumber ; Kitab Minhajul Muslim Syaikh Abu Bakar Jabir Al jajairi Edisi Indonesia, Cetakan XXIII, J. Ula 1440 H/2019 M, Darul Haq, Jakarta.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini:

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker