Janganlah Berbangga dengan Amal Kebajikan yang Dilakukan
Jangan Berbangga dengan Amal Kebajikan yang Dilakukan, dan Pula Jangan Meremehkan Orang-Orang yang Terjerumus ke dalam Kemaksiatan
Abū Hāzim al-A’raj -rahimahullāh- berkata :
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَعْمَلُ الْحَسَنَةَ تَسُرُّهُ حِيْنَ يَعْمَلُهَا، وَمَا خَلَقَ اللهُ مِنْ سَيِّئَةٍ أَضَرُّ له مِنْهَا، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَعْمَلُ السَّيِّئَةَ حتى تَسُوْءه حِيْن يَعْمَلُهَا، وَمَا خَلَقَ اللهُ مِنْ حَسَنَةٍ أَنْفَعُ لَهُ مِنْها، وَذَلِكَ أَنَّ الْعَبْدَ ليعمل الحسنة تسره حِيْنَ يَعْمَلُها فيَتَجَبَّرُ فِيْهَا وَيَرَى أَنَّ لَهُ بها فَضْلاً عَلَى غَيْرِهِ، وَلَعَلَّ اللهَ تعالى أن يُحْبِطهَا وَيُحْبِطُ مَعَهَا عَمَلاً كَثِيْرًا، وَإِنَّ الْعَبْدَ حين لَيَعْمَلُ السَّيِّئَةَ تَسُوْءُهُ حين يعملها، وَلَعَلَّ اللهَ تعالى يُحْدِثُ لَهُ بهَا وجلًا يَلْقَى اللهَ تعالى وَأَنَّ خَوْفَهَا لَفِيْ جَوْفِهِ بَاقٍ
“Sesungguhnya adakalanya seorang hamba itu melakukan sebuah amalan kebaikan, ia senang (bergembira) tatkala melakukannya, namun ternyata Allāh jadikan hal tersebut sebagai sebuah keburukan yang paling membahayakan dirinya..
Juga adakalanya seorang hamba itu melakukan sebuah amalan keburukan hingga ia pun membenci perbuatan tersebut tatkala melakukannya, namun ternyata Allāh jadikan hal tersebut sebagai kebaikan yang paling bermanfaat baginya..
Yang demikian itu terjadi karena seorang hamba yang melakukan kebaikan tersebut ia merasa bangga (‘ujub) dengan amal kebaikan yang dilakukannya, dan ia menganggap bahwa ia memiliki keutamaan yang tidak dimiliki oleh orang lain selainnya, bisa jadi karena sebab inilah Allāh pun menghapus amalan kebaikan yang dilakukannya, juga menghapus bersamanya amalan-amalan yang banyak lainnya..
Adapun seorang hamba yang melakukan keburukan, ia membenci hal tersebut tatkala melakukannya, maka bisa jadi Allāh menumbuhkan rasa takut dalam dirinya, lalu iapun menjumpai Allāh dengan rasa takut yang berada di dalam lubuk hatinya yang terdalam.”
(Hilyatul-Auliyā, 4/242)
Oleh : Nur Muhammad Iskandar