ARTIKELTafsir Al-Qur'an

Tafsir Surat Ash-Shaff (Bagian 2)

Ash-Shaff, Ayat 7-9

وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعٰىٓ اِلَى الْاِسْلَامِۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ، يُرِيْدُوْنَ لِيُطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْۗ وَاللّٰهُ مُتِمُّ نُوْرِهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ، هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah padahal dia diajak kepada (agama) Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim (7) Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya (8) Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya.” (9)

Penjelasan Tentang Orang Yang Paling Zhalim, Kabar Gembira Akan Disempurnakannya Cahaya Islam Dan Kemenangannya Atas Seluruh Agama

Firman-Nya, { وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعٰىٓ اِلَى الْاِسْلَامِ } “Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada agama Islam?” Yakni tidak ada orang yang paling zhalim daripada orang yang berdusta kepada Allah dan menjadikan untuk-Nya tandingan atau sekutu, sedangkan dia sendiri diajak untuk mentauhidkan Allah dan mengikhlaskan amalan untuk-Nya. Oleh karena itu Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ } “Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.”

Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { يُرِيْدُوْنَ لِيُطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْ } “Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka,” yakni mereka berusaha menolak kebenaran dengan kebathilan. Perumpamaan mereka seperti orang yang ingin memadamkan cahaya matahari dengan mulutnya, dan kedua- duanya adalah mustahil.

Oleh karena itu Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { وَاللّٰهُ مُتِمُّ نُوْرِهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ } “Dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci.” Penjelasan tentang kedua ayat ini telah berlalu pada penafsiran surat at-Taubah (yakni ayat 33), milik-Nya segala pujian dan anugerah.

Ash-Shaff, Ayat 10-13

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰى تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ، تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَۙ، يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُۙ، وَاُخْرٰى تُحِبُّوْنَهَاۗ نَصْرٌ مِّنَ اللّٰهِ وَفَتْحٌ قَرِيْبٌۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (10) Yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui (11) niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah kemenangan yang agung (12) Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin.” (13)

Perniagaan Yang Menyelamatkan Dari Siksaan Y Ang Pedih

Telah disebutkan sebelumnya di hadits ‘Abdullah bin Salam Radiyallahu ‘anhu bahwa para Sahabat ingin bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tentang perbuatan yang terbaik untuk diamalkan, maka Allah menurunkan surat ini dan di antaranya adalah firman-Nya, { يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰى تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِّنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ} “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang pedih?”

Kemudian Allah menjelaskan tentang perniagaan agung yang tidak akan merugi, yang akan mengantarkan pelakunya kepada yang diinginkan, serta menjauhkannya dari marabahaya. Dia berfirman, { تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ} “(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya.” Yakni, (lebih baik dari) perdagangan dunia dan bersusah payah untuk tujuan dunia saja.

Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ} “Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu. “Maksudnya, jika kalian melakukan perintah-Ku dan melakukan apa yang Aku tunjukkan kepada kalian, niscaya Aku akan mengampuni kalian dan memasukkan kalian ke dalam Surga. Oleh karena itu Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { وَيُدْخِلْكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ} “Dan memasukkan kamu ke dalam Surga yang mengalir di bawah-nya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam Surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.”

Setelah itu Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { وَاُخْرٰى تُحِبُّوْنَهَا} “Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai,” yakni Aku akan menambahkan sesuatu yang kalian sukai, yaitu { نَصْرٌ مِّنَ اللّٰهِ وَفَتْحٌ قَرِيْبٌۗ} “Pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). “Maksudnya, jika kalian berperang di jalan-Nya demi menolong agama-Nya, maka Allah akan menolong kalian.

Ayat ini sebagaimana yang Allah firmankan di ayat lain, { يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ} “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7) Juga firman-Nya, { وَلَيَنْصُرَنَّ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ لَقَوِيٌّ عَزِيْزٌ} “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama):Nya. Sesungguhrmya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (QS. Al-Hajj: 40)

Firman-Nya, { وَفَتْحٌ قَرِيْبٌ} “Dan kemenangan yang dekat (wak- tunya),” yakni secepatnya. Jadi, tambahan kenikmatan ini adalah kebaikan dunia yang bersambung sampai ke alam akhirat. Hal ini dijanjikan bagi siapa pun yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta menolong agama-Nya. Oleh karena itu Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ} “Dan sampaikanlah berita gembira (ini) kepada orang-orang yang beriman,”

Ash-Shaff, Ayat 14

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْٓا اَنْصَارَ اللّٰهِ كَمَا قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيّٖنَ مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۗقَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ فَاٰمَنَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ وَكَفَرَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ ۚفَاَيَّدْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلٰى عَدُوِّهِمْ فَاَصْبَحُوْا ظَاهِرِيْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikutnya yang setia itu berkata, “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah,” lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan (yang lain) kafir; lalu Kami berikan kekuatan ke-pada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang menang.” (14)

Kaum Muslimin Adalah Penolong Agama Allah Dalam Setiap Keadaan

Allah Subhanallahu wa ta’ala memerintahkan hamba-hamba-Nya yang mukmin untuk menjadi penolong (agama) Allah di setiap keadaannya, perkataannya, perbuatannya, jiwa dan harta bendanya. Mereka juga diperintahkan untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya sebagaimana para pengikut ‘Isa patuh kepada ‘Isa ketika ia bertanya, { مَنْ اَنْصَارِيْٓ اِلَى اللّٰهِ} “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegak- kan agama) Allah?”

Yakni, siapakah penolongku dalam berdakwah di jalan Allah? { قَالَ الْحَوَارِيُّوْنَ} “Pengikut-pengikut yang setia itu berkata,”-Lafazh الْحَوَارِيُّوْنَ artinya para pengikut setia Nabi ‘Isa ‘Alaihi Sallam-. Mereka berkata { نَحْنُ اَنْصَارُ اللّٰهِ} “Kami-lah penolong-penolong agama Allah,” yakni kamilah yang akan menjadi penolong dan pendukungmu dalam menyampaikan risalah. Oleh karena itu Nabi ‘Isa mengutus mereka untuk menyeru manusia yang ada di negeri Syam, yakni orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani.

Demikian juga yang dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ketika musim haji tiba, beliau bersabda:

مَنْ رَجُلٌ يُؤويني حَتَّى أُبَلِّغَ رِسَالَةَ رَبِّي، فَإِنَّ قُرَيْشًا قَدْ مَنَعُونِي أَنْ أُبَلِّغَ رِسَالَةَ رَبِّي

“Siapakah orang yang akan menolongku sehingga aku mampu menyampaikan risalah Rabb-ku, karena kaum Quraisy telah menentangku untuk melakukannya.”

Akhirnya Allah Subhanallahu wa ta’ala menakdirkan kaum Aus dan Khazraj dari Madinah, sebagai penolong beliau. Kemudian mereka berbai’at (berjanji setia) kepada beliau untuk menolong beliau. Mereka berjanji kepada beliau akan menjaganya dari gangguan bangsa Arab dan selainnya, jika beliau berhijrah kepada mereka. Maka ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam datang ke Madinah membawa para Sahabatnya, mereka melaksanakan janji mereka. Oleh karena itulah Allah dan Ra- pun sul-Nya menamakan mereka dengan nama al-Anshar (penolong).

Satu Golongan Dari Bani Israil Beriman Kepada ‘Isa ‘Alaihi Sallam Dan Golongan Yang Lain Ingkar Kepadanya

Firman-Nya, { فَاٰمَنَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ وَكَفَرَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ } “Lalu segolongan dari Bani Isra-il beriman dan segolongan (yang lain) kafir.” Maksudnya, ketika ‘Isa putera Maryam ‘Alaihi Sallam menyampaikan risalah Allah kepada kaumnya dengan dibantu oleh orang-orang yang setia kepada beliau, maka sebagian dari Bani Isra-il ada yang mendapatkan petunjuk dan sebagian yang lain tersesat. Mereka mengingkari kenabiannya serta menuduh Nabi ‘Isa dan ibunya dengan tuduhan-tuduhan yang keji. Mereka adalah kaum Yahudi -semoga terus-menerus dilaknat Allah sampai hari Kiamat.

Sebagian dari orang-orang yang mengikutinya ada yang berlebih-lebihan, sampai-sampai mengangkat posisinya lebih dari kedudukannya sebagai Nabi, sehingga mereka terpecah belah menjadi beberapa kelompok. Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa ‘Isa ‘Alaihi Sallam adalah anak Allah. Sebagian lain mengatakan: ia salah satu dari trinitas (Bapak, anak dan ruh kudus). Dan di antara mereka ada juga yang menganggapnya sebagai Tuhan. Semua pendapat ini telah dijelaskan secara rinci di surat an-Nisaa’ (yakni ayat 171).

Allah Menolong Golongan Yang Beriman

Firman-Nya, { فَاَيَّدْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلٰى عَدُوِّهِمْ } “Maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka,” yakni Kami menolong mereka dari kelompok-kelompok Nasrani yang memusuhi mereka. { فَاَصْبَحُوْا ظَاهِرِيْنَ} “Lalu mereka menjadi orang-orang yang menang,” yakni terhadap musuh-musuhnya. Kemenangan yang demikian itu adalah dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Ja’far bin Jarir, dari Ibnu ‘Abbas Radiyallahu ‘anhuma yang berkata, “Ketika Allah hendak mengangkat Isa ke langit, ‘Isa pergi menemui para Sahabatnya yang pada saat itu berjumlah 12 orang di suatu rumah. ‘Isa berkata, “Sesungguhnya di antara kalian ada yang akan kufur kepadaku dua belas kali setelah beriman kepadaku.’ Kemudian dia berkata, “Barangsiapa di antara kalian bersedia dimiripkan denganku, lalu dibunuh, maka ia akan memperoleh derajat yang sama denganku?” Seorang remaja termuda di antara mereka bangkit seraya berkata, “Saya.’ “Isa berkata kepadanya, ‘Duduklah.’ Kemudian ‘Isa kembali menawarkannya kepada mereka dan remaja itu kembali bangkit seraya berkata, ‘Saya.’ ‘Isa berkata kepadanya, ‘Duduklah.’ Kemudian ‘Isa kembali menawarkannya kepada mereka dan remaja itu kembali bangkit seraya berkata, Saya.’ Maka ‘Isa pun berkata, ‘Ya, kamulah orangnya.

Maka ia pun dimiripkan dengan ‘Isa, sedangkan ‘Isa ‘Alaihi Sallam diangkat ke langit melalui celah rumah tersebut.

Kemudian datanglah orang-orang Yahudi yang mencari Nabi ‘Isa. Mereka menangkap orang yang diserupakan dengannya, lalu mereka membunuh dan menyalibnya. Dan kafirlah sebagian dari mereka sebanyak 12 kali setelah sebelumnya mereka beriman ke- pada ‘Isa ‘Alaihi Sallam.

Mereka terpecah menjadi tiga golongan:

Pertama: Golongan yang mengatakan bahwa ‘Isa adalah Allah, yang berada (sementara) di antara mereka dengan sekehen daknya kemudian naik ke atas langit. Mereka adalah golongan al-Ya’qubiyah.

Kedua: Golongan yang berpendapat bahwa dahulu anak Allah bersama mereka dengan sekehendak Allah Subhanallahu wa ta’ala, kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala mengangkatnya ke sisi-Nya, mereka adalah al-Nasthuriyah.

Ketiga: Golongan yang mengatakan bahwa dahulu hamba Allah dan Rasul-Nya bersama mereka, kemudian Allah mengangkatnya ke sisi-Nya. Mereka inilah kaum muslim.

Kedua golongan kafir itu menindas dan membunuh golongan yang muslim, sehingga Islam senantiasa terus-menerus pudar hingga Allah mengutus Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, { فَاٰمَنَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ مِّنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ وَكَفَرَتْ طَّاۤىِٕفَةٌ } “Lalu segolongan dari Bani Isra-il beriman dan segolongan (yang lain) kafir.” Maksudnya, kelompok yang kafir adalah sebagian besar dari kalangan bangsa Isra-il, sedangkan yang beriman adalah sekelompok yang beriman dari kalangan mereka pada zaman ‘Isa.

Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { فَاَيَّدْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا عَلٰى عَدُوِّهِمْ فَاَصْبَحُوْا ظَاهِرِيْنَ } “Maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. Yang demikian itu adalah dengan menangnya agama Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam terhadap agama orang-orang kafir.” Demikianlah penafsiran yang tertuang dalam kitab tafsir beliau (Tafsiir ath-Thabari) ketika menjelaskan ayat ini.

Demikian pula yang diriwayatkan oleh Imam an-Nasa-i di dalam kitab Sunan-nya pada pembahasan tafsir ayat ini.

Maka, umat Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam akan selalu membela kebenaran hingga hari Kiamat, hingga orang terakhir dari mereka memerangi Dajjal bersama Nabi ‘Isa sebagaimana yang disebutkan dalam hadits-hadits shahih, wallaahu a’lam.

Sekian tafsir surat ash-Shaff, walhamdulillaah.

 

 

Disalin ulang dari:  Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 9, Cetakan ke-sembilan Muharram 1435 H – November 2013 M, Pustaka Ibnu Umar Jakarta.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini:

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker