ARTIKELTafsir Al-Qur'an

Tafsir Surat Al-Mursalaat {Bagian 2}

Al-Mursalaat, Ayat 16-28

اَلَمْ نُهْلِكِ الْاَوَّلِيْنَ، ثُمَّ نُتْبِعُهُمُ الْاٰخِرِيْنَ، كَذٰلِكَ نَفْعَلُ بِالْمُجْرِمِيْنَ، وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ، اَلَمْ نَخْلُقْكُّمْ مِّنْ مَّاۤءٍ مَّهِيْنٍ، فَجَعَلْنٰهُ فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ، اِلٰى قَدَرٍ مَّعْلُوْمٍ، فَقَدَرْنَاۖ فَنِعْمَ الْقٰدِرُوْنَ، وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ، اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَرْضَ كِفَاتًا، اَحْيَاۤءً وَّاَمْوَاتًا، وَّجَعَلْنَا فِيْهَا رَوَاسِيَ شٰمِخٰتٍ وَّاَسْقَيْنٰكُمْ مَّاۤءً فُرَاتًا، وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ

“Bukankah telah Kami binasakan orang-orang yang dahulu? (16) Lalu Kami susulkan (azab Kami terhadap) orang-orang yang datang kemudian (17) Demikianlah Kami perlakukan orang-orang yang berdosa (18) Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran) (19) Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina (mani) (20) kemudian Kami letakkan ia dalam tempat yang kokoh (rahim) (21) sampai waktu yang ditentukan (22) lalu Kami tentukan (bentuknya), maka (Kamilah) sebaik-baik yang menentukan (23) Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran) (24) Bukankah Kami jadikan bumi untuk (tempat) berkumpul (25) bagi yang masih hidup dan yang sudah mati? (26) Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan air tawar? (27) Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).” (28)

Ajakan Untuk Mengambil Pelajaran Dari Berbagai Bentuk Kekuasaan Allah

Firman-Nya, {اَلَمْ نُهْلِكِ الْاَوَّلِيْنَ} “Bukankah kami telah membinasakan orang-orang yang dahulu?” Yakni orang-orang yang telah mendustai risalah yang dibawa oleh para Rasul dan menyelisihi mereka.

Firman Allah Subhanallahu wa ta’ala {ثُمَّ نُتْبِعُهُمُ الْاٰخِرِيْنَ} Lalu Kami iringkan (adzab Kami terhadap) mereka dengan (mengadzab) orang-orang yang datang kemudian,” yakni orang-orang yang menyerupai mereka. Oleh karena itu Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, {كَذٰلِكَ نَفْعَلُ بِالْمُجْرِمِيْنَ وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ} “Demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berdosa. Kecelakaan besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.” Demikianlah pendapat Ibnu Jarir.

Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman menegaskan nikmat-Nya atas makhluk-Nya, sekaligus berhujjah dengan menyebutkan pencipta- an pertama untuk meyakinkan adanya kebangkitan, {اَلَمْ نَخْلُقْكُّمْ مِّنْ مَّاۤءٍ مَّهِيْنٍ} “Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yáng hina?” Yakni air yang lemah lagi hina jika dibandingkan dengan kekuasaan Allah Subhanallahu wa ta’ala. Ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadis Busr bin Jihasy (dalam hadits Qudsi, Allah s berfirman:)

ابْنِ آدَمَ لأَنَّى تُعْجِزُنِيْ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ مِثْلِ هَـٰذِهِ

“Wahai manusia, bagaimanakah kamu dapat mengalahkan-Ku sedangkan Aku telah menciptakan kamu dari sesuatu seperti ini? (yakni air yang hina).”

Firman-Nya, {فَجَعَلْنٰهُ فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ} “Kemudian Kami letakkan dia (air yang hina itu) dalam tempat yang kokoh,” yakni Kami mengumpulkannya di rahim, yaitu tempat berkumpulnya air mani laki-laki dan air mani perempuan (sel telur). Inilah tempat khusus yang di disain untuk itu untuk menjaga percampuran air tersebut.

Firman-Nya, {اِلٰى قَدَرٍ مَّعْلُوْمٍ} “Sampai waktu yang ditentukan,” yakni hingga waktu tertentu, enam bulan hingga sembilan bulan. Oleh karena itu Allah berfirman, {فَقَدَرْنَاۖ فَنِعْمَ الْقٰدِرُوْنَ وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ} “Lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.

Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, {اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَرْضَ كِفَاتًا اَحْيَاۤءً وَّاَمْوَاتًا} “Bukankah Kami menjadikan bumi (tempat) berkumpul (bagi) orang- orang hidup dan orang-orang mati?” Ibnu ‘Abbas berkata, “Yakni tempat tertutup.”” Mujahid berkata, “Yakni bumi yang menutup mayat sehingga tidak terlihat apapun.”

Asy-Sya’bi berkata, “Perut bumi itu untuk mayat dan permukaan bumi untuk yang masih hidup.” Demikian pula pendapat Mujahid danQatadah.”

Firman-Nya, {وَّجَعَلْنَا فِيْهَا رَوَاسِيَ شٰمِخٰتٍ} “Dan Kami jadikan pa- danya gunung-gunung yang tinggi,” yakni gunung-gunung yang menguatkan bumi agar tidak goyah dan goncang.

Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, {وَّاَسْقَيْنٰكُمْ مَّاۤءً فُرَاتًا} “Dan Kami beri minum kamu dengan air yang tawar,” yakni jernih dan segar yang berasal dari awan atau mata air di bumi. {وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ} “Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan,” yakni celakalah orang yang telah memperhatikan tanda-tanda keagungan Allah pada ciptaan-Nya sedangkan dia tetap mendustai-Nya dan mengingkari-Nya.

Al-Mursalaat, Ayat 29-40

اِنْطَلِقُوْٓا اِلٰى مَا كُنْتُمْ بِهٖ تُكَذِّبُوْنَ، اِنْطَلِقُوْٓا اِلٰى ظِلٍّ ذِيْ ثَلٰثِ شُعَبٍ، لَا ظَلِيْلٍ وَّلَا يُغْنِيْ مِنَ اللَّهَبِ، اِنَّهَا تَرْمِيْ بِشَرَرٍ كَالْقَصْرِ، كَاَنَّهٗ جِمٰلَتٌ صُفْرٌ، وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ، هٰذَا يَوْمُ لَا يَنْطِقُوْنَ، وَلَا يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُوْنَ، وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ، هٰذَا يَوْمُ الْفَصْلِ جَمَعْنٰكُمْ وَالْاَوَّلِيْنَ، فَاِنْ كَانَ لَكُمْ كَيْدٌ فَكِيْدُوْنِ، وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ

“(Akan dikatakan), “Pergilah kamu mendapatkan apa (azab) yang dahulu kamu dustakan (29) Pergilah kamu mendapatkan naungan (asap api neraka) yang mempunyai tiga cabang (30) yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka.” (31) Sungguh, (neraka) itu menyemburkan bunga api (sebesar dan setinggi) istana (32) seakan-akan iring-iringan unta yang kuning (33) Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran) (34) Inilah hari, saat mereka tidak dapat berbicara (35) dan tidak diizinkan kepada mereka mengemukakan alasan agar mereka dimaafkan (36) Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran) (37) Inilah hari keputusan; (pada hari ini) Kami kumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu (38) Maka jika kamu punya tipu daya, maka lakukanlah (tipu daya) itu terhadap-Ku (39) Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).”(40)

Proses Penggiringan Orang-Orang Kafir Ke Neraka Jahannam Tempat Kem- Bali Mereka, Dan Keterangan Tentang Se- Bagian Dari Tata Caranya

Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman mengabarkan tentang orang-orang kafir yang mendustakan hari Kebangkitan, hari Pembalasan, Surga dan Neraka, bahwa pada hari Kiamat akan dikatakan kepada mereka, {اِنْطَلِقُوْٓا اِلٰى مَا كُنْتُمْ بِهٖ تُكَذِّبُوْنَ اِنْطَلِقُوْٓا اِلٰى ظِلٍّ ذِيْ ثَلٰثِ شُعَبٍ} “Pergilah kamu mendapatkan adzab yang dahulunya kamu mendustakannya. Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang,” yakni ketika api Neraka menggelora dengan dahsyat maka asapnya mengepul tinggi. Karena kedahsyatan dan kekuatannya maka ia mempunyai tiga cabang.

Firman-Nya, {لَا ظَلِيْلٍ} “Yang tidak melindungi,”yakni bayangan asap yang berhadapan dengan kobaran api itu sendiri tidak melindungi, dan {وَّلَا يُغْنِيْ مِنَ اللَّهَبِ} “Tidak pula menolak nyala api Neraka. Yakni, tidak menjaga mereka dari sengatan api Neraka.

Firman-Nya, {اِنَّهَا تَرْمِيْ بِشَرَرٍ كَالْقَصْرِ} “Sesungguhnya Neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana,” yakni api Neraka itu menerbangkan bunga api setinggi istana. Ibnu Mas’ud berkata, “(Yakni) bagaikan benteng.”

Ibnu ‘Abbas , Mujahid, Qatadah dan juga Malik berkata dari Zaid bin Aslam dan lainnya, “Yakni bagaikan akar-akar pohon.”

Firman-Nya, {كَاَنَّهٗ جِمٰلَتٌ صُفْرٌ} “Seolah-olah ia iringan unta yang kuning,” yakni bagaikan unta yang hitam. Demikianlah pendapat Mujahid, al-Hasan, Qatadah, adh-Dhahhak dan pendapat yang dipilih oleh Ibnu Jarir.”

Dari Ibnu ‘Abbass, Mujahid dan Sa’id bin Jubair, “Yakni seperti tali-tali kapal.”

Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbass, dia berkata tentang firman-Nya, {اِنَّهَا تَرْمِيْ بِشَرَرٍ كَالْقَصْرِ} “Sesungguhnya Neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana, “dahulu kami mem- buat sebuah bangunan dengan kayu setinggi tiga hasta atau lebih maka kami menamakannya al-qashr (gedung, istana).

Firman Allah Subhanallahu wa ta’ala, “جِمٰلَتٌ صُفْرٌ “yakni (seperti) tali kapal yang disatukan hingga seukuran lelaki dewasa yang sedang.” {وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ} “Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang- orang yang mendustakan.”

Ketidakmampuan Para Pelaku Dosa Untuk Berbicara, Beralasan Dan Maju Ke Depan Pada Hari Kiamat

Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, {هٰذَا يَوْمُ لَا يَنْطِقُوْنَ} “Ini adalah hari, yang mereka tidak dapat berbicara (pada hari itu),” yakni tidak dapat berkata-kata. {وَلَا يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُوْنَ} “Dan tidak diizinkan kepada mereka minta udzur sehingga mereka (dapat) minta uzur. “Mereka tidak mampu berbicara serta tidak diizinkan untuk itu. Dengan demikian maka mereka tidak bisa beralasan. Pada saat itu bukti itu telah tegak atas mereka dan argumentasi tidak berada di pihak mereka. Kezaliman mereka telah menyebabkan mereka tidak kuasa berkata-kata.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi di hari Kiamat itu berbagai macam bentuk dan rupanya. Allah Subhanallahu wa ta’ala mengabarkan tentang hal ini pada berbagai tempat kesempatan. Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan dahsyatnya ketakutan dan kegoncangan pada hari itu.

Oleh karena itu, setelah memaparkan semua hal ini, maka Allah Subhanallahu wa ta’ala  mengakhirinya dengan berfirman, {وَلَا يُؤْذَنُ لَهُمْ فَيَعْتَذِرُوْنَ} “Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.”

Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, {هٰذَا يَوْمُ الْفَصْلِ جَمَعْنٰكُمْ وَالْاَوَّلِيْنَ فَاِنْ كَانَ لَكُمْ كَيْدٌ فَكِيْدُوْنِ} “Ini adalah hari keputusan. (Pada hari ini) Kami mengumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu. Jika kamu mempunyai tipu daya, maka lakukanlah tipu dayamu itu terhadap-Ku.” Ini adalah firman Sang Pencipta kepada hamba-hamba-Nya. Dia berfirman kepada mereka, {هٰذَا يَوْمُ الْفَصْلِ جَمَعْنٰكُمْ وَالْاَوَّلِيْنَ} “Ini adalah hari keputusan. (Pada hari ini) Kami menguipulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu.”Dia mengumpulkan mereka dengan kekuasaan-Nya di satu tempat. Suara seorang penyeru akan terdengar oleh semuanya, dan pandangan (Allah Subhanallahu wa ta’ala) meliputi mereka.

Firman-Nya, {فَاِنْ كَانَ لَكُمْ كَيْدٌ فَكِيْدُوْنِ} “Jika kamu mempunyai tipu daya, maka lakukanlah tipu dayamu itu terhadap-Ku,”adalah ancaman keras dan janji adzab yang pasti. Yakni, jika kalian mampu melepaskan diri dari genggaman-Ku dan dapat meloloskan diri dari hukum-Ku, maka lakukanlah. Sesungguhnya kalian tidak akan mampu melakukannya.

Ini sebagaimana firman-Nya, {يٰمَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِ اِنِ اسْتَطَعْتُمْ اَنْ تَنْفُذُوْا مِنْ اَقْطَارِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ فَانْفُذُوْاۗ لَا تَنْفُذُوْنَ اِلَّا بِسُلْطٰنٍ} “Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melin- tasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah. Kamu tidak dapat me- nembusnya melainkan dengan kekuatan.” (QS. Ar-Rahmaan: 33) dan sebagaimana firman-Nya, {وَلَا تَضُرُّوْنَهٗ شَيْـًٔا} “Dan kamu tidak dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikit pun.” (QS. Hud: 57)

Dalam sebuah hadis disebutkan:

يَا عِبَادِيْ إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوْا نَفْعِيْ فَتَنْفَعُوْنِيْ، وَلَنْ تَبْلُغُوْا ضَرِّيْ فَتَضُرُّوْنِيْ

“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak mungkin memberi manfaat kepada-Ku, lalu kalian memberi-Ku manfaat. Dan kalian tidak mungkin memudharatkan-Ku, lalu kalian menimpakan mudlarat kepada-Ku.”

Al-Mursalaat, Ayat 41-50

اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ ظِلٰلٍ وَّعُيُوْنٍ، وَّفَوَاكِهَ مِمَّا يَشْتَهُوْنَ، كُلُوْا وَاشْرَبُوْا هَنِيْۤـًٔا ۢبِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ، اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ، وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ، كُلُوْا وَتَمَتَّعُوْا قَلِيْلًا اِنَّكُمْ مُّجْرِمُوْنَ، وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ، وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ ارْكَعُوْا لَا يَرْكَعُوْنَ، وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ، فَبِاَيِّ حَدِيْثٍۢ بَعْدَهٗ يُؤْمِنُوْنَ

“Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (pepohonan surga yang teduh) dan (di sekitar) mata air (41) dan buah-buahan yang mereka sukai (42) (Katakan kepada mereka), “Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan.” (43) Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (44) Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran) (45) (Katakan kepada orang-orang kafir), “Makan dan bersenang-senanglah kamu (di dunia) sebentar, sesungguhnya kamu orang-orang durhaka!” (46) Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran) (47) Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Rukuklah,” mereka tidak mau rukuk (48) Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran)! (49) Maka kepada ajaran manakah (selain Al-Qur’an) ini mereka akan beriman?.” (50)

Balasan Bagi Orang-Orang Yang Bertakwa

Allah mengabarkan tentang hamba-hamba-Nya yang bertakwa yang beribadah kepada-Nya dengan melaksanakan kewajiban dan meninggalkan larangan, bahwa mereka berada di Surga dengan mata air-mata air di dalamnya.

Ini merupakan kebalikan dari keadaan orang-orang yang sengsara, yang diselimuti asap panas berbau busuk.

Firman-Nya, { وَّفَوَاكِهَ مِمَّا يَشْتَهُوْنَ } “Dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka ingini,”yakni apa pun buah-buahan dengan berbagai macam jenisnya yang mereka minta, maka mereka akan mendapatkannya. {كُلُوْا وَاشْرَبُوْا هَنِيْۤـًٔا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ} “(Dikatakan kepada mereka): Makan dan minumlah kamu dengan enak, disebabkan apa yang telah kamu kerjakan. “Yakni hal itu dikatakan kepada mereka sebagai penghormatan untuk mereka.

Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman mengabarkan berita selanjutnya, { اِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ } “Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. “Yakni, demikianlah balasan Kami kepada orang-orang yang baik perbuatannya. Maka, { وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ } “Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang- orang yang mendustakan.”

Ancaman Atas Orang Yang Mengingkari Hari Kiamat

Firman-Nya, {كُلُوْا وَتَمَتَّعُوْا قَلِيْلًا اِنَّكُمْ مُّجْرِمُوْنَ} “(Dikatakan kepada orang- orang Kafir): ‘Makanlah dan bersenang-senanglah kamu (di dunia dalam waktu) yang pendek, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa. “Ini adalah ungkapan yang ditujukan kepada orang-orang yang mengingkari hari Kiamat.

Perintah kepada mereka (untuk makan dan bersenang-senang di dunia) adalah perintah berisi ancaman dan janji kepada mereka, bahwa mereka akan mendapatkan adzab. Oleh karena itulah, maka Allah berfirman, {كُلُوْا وَتَمَتَّعُوْا قَلِيْلًا} “Makanlah dan bersenang-senang- lah kamu (di dunia dalam waktu) yang pendek,” yakni dalam jangka waktu yang pendek, singkat, dan sedikit. {اِنَّكُمْ مُّجْرِمُوْنَ} “Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa.” Yakni, kalian akan digiring ke Neraka Jahannam yang telah disebutkan sebelumnya. Maka, {وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ} “Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang- orang yang mendustakan.”

Ayat ini sebagaimana firman-Nya, { نُمَتِّعُهُمْ قَلِيْلًا ثُمَّ نَضْطَرُّهُمْ اِلٰى عَذَابٍ غَلِيْظٍ} “Kami biarkan mereka bersenang- senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras.” (QS. Luqman: 24) Dan sebagaimana firman-Nya,

{اِنَّ الَّذِيْنَ يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُوْنَ مَتَاعٌ فِى الدُّنْيَا ثُمَّ اِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ نُذِيْقُهُمُ الْعَذَابَ الشَّدِيْدَ بِمَا كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ} 

“(Katakanlah): “Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan ke- bohongan terhadap Allah tidak beruntung. (Bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia, kemudian kepada Kami-lah mereka kembali, kemudian Kami rasakan kepada mereka siksa yang berat, disebabkan kekafiran mereka.”
(QS. Yunus: 69-70)

Firman-Nya, {وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ ارْكَعُوْا لَا يَرْكَعُوْنَ} “Dan apabila dikatakan kepada mereka: Ruku’lah!” Niscaya mereka tidak mau rukuk,” yakni apabila orang-orang kafir yang dungu itu diperintahkan untuk shalat berjamaah, maka mereka enggan dan sombong. Oleh karena itu Al- lah berfirman, {وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَ} “Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.”

Kemudian Allah Subhanallahu wa ta’ala berfirman, { فَبِاَيِّ حَدِيْثٍۢ بَعْدَهٗ يُؤْمِنُوْنَ} “Maka ke pada perkataan apakah selain al-Qur-an ini mereka akan beriman?” Yakni apabila mereka tidak beriman kepada al-Qur-an ini, maka ucapan apakah yang mereka imani? Sebagaimana firman-Nya, {فَبِاَيِّ حَدِيْثٍۢ بَعْدَ اللّٰهِ وَاٰيٰتِهٖ يُؤْمِنُوْنَ} “Maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterang- an-Nya.” (QS. Al-Jaatsiyah: 6)

Inilah akhir tafsir surat al-Mursalaat. Hanya bagi Allah segala puji dan kenikmatan. Dan hanya dari-Nya taufik dan perlindungan.

 

 

 

 

Disalin ulang dari:  Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 9, Cetakan ke-sembilan Muharram 1435 H – November 2013 M, Pustaka Ibnu Umar Jakarta

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini:

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker