ARTIKELFiqih

MATERI KEDELAPAN : ADZAN DAN IQAMAH

MATERI KEDELAPAN : ADZAN DAN IQAMAH

  1. Adzan
  2. Definisi adzan

Adzan adalah pemberitahuan mengenai telah tibanya waktu sha- lat dengan lafazh tertentu.

  1. Hukum adzan

Adzan termasuk salah satu wajib kifayah (kewajiban yang jika dila- kukan oleh sebagian orang, maka hal itu dianggap cukup serta dihu- kumi gugur dari yang lainnya) bagi penduduk suatu kota dan suatu kampung, berdasarkan sabda Rasulullah

إِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ

“Jika telah datang waktu shalat, hendaklah salah seorang di antara kamu mengumandangkan adzan dan hendaklah orang yang paling tua di antara kamu mengimami shalatmu.”

 orang yang sedang bepergian dan yang berada di padang nasir disunnahkan mengumandangkan adzan pada saat waktu shalat tiba, berdasarkan sabda Rasulullah ,

إذا كنت ترعى ماعزك أو كنت في صحرائك ، فدع أذان الصلاة (عندما يحين وقت الصلاة) وارفع صوتك عند قولها ، لأنه ليس جنًا إنسانًا ولا شيء يسمع صوت المؤذن الصارخ ، لكنه سيكون شاهدًا له في المستقبل. يوم القيامة

“Jika kamu sedang menggembalakan kambingmu atau berada di padang pasirmu, hendaklah kamu mengumandangkan adzan shalat (saat waktu shalat tiba) dan keraskanlah suaramu ketika mengumandangkannya, karena tidaklah jin, manusia dan sesuatu yang mendengar lengkingan suara muadzin, melainkan ia akan menjadi saksi baginya kelak pada Hari Kiamat.”

  1. Lafazh adzan

Adapun lafazh adzan sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah kepada Abu Mahdzurah adalah berikut ini:

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ

 “Allah Mahabesar, Allah Mahabesar.”

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ

 أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ

“Aku bersaksi, bahwasanya tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah. Aku bersaksi, bahwasanya tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah.”

أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ

أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ

“Aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Aku bersak- si bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah.”

Kemudian Rasulullah mengulangi lagi bacaan dua kalimat syahadat sebanyak dua kali dengan suara keras. (Ini yang disebut de ngan at-Tarji’).

حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ

حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ

“Mari kita menunaikan shalat, mari kita menunaikan shalat.”

حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ

حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ

“Mari kita menuju kemenangan, mari kita menuju kemenangan.”

 Sedangkan dalam adzan Shubuh Nabi menambahkan kalimat

الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ

“Shalat itu lebih baik daripada tidur, Shalat itu lebih baik daripads tidur.”

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ

“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar.”

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّه

“Tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah.”

Abu Mahdzurah menuturkan, “Nabi mengajariku adzan sebagai berikut:

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ

“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar.”

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ

“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar.”

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ

“Aku bersaksi, bahwasanya tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah. Aku bersaksi, bahwasanya tidak ada tuhan (yang disembah) melainkan Allah.”

أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ

أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ

“Aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Aku bersak- si bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah.”

 

Kemudian beliau mengulangi bacaan, seraya bersabda

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ

“Aku bersaksi, bahwasanya tidak ada tuhan (yang berhak disembah) elainkan Allah. Aku bersaksi, bahwasanya tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah.”

أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ

“Aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Aku bersaksi balwa Muhammad itu adalah utusan Allah.”

حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ

“Mari kita menunaikan shalat, mari kita menunaikan shalat.”

حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ

“Mari kita menuju kemenangan, mari kita menuju kemenangan.”

Jika shalatnya Shalat Shubuh, hendaklah kamu berseru,

الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ

“Shalat itu lebih baik daripada tidur. Shalat itu lebih baik daripada tidur.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad, no.2337; Ibnu Majah, no.715, serta yang lainya)

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ

“Allah Mahabesar, Allah Mahabesar.”

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّه

“Tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah.”

 

Persyaratan muadzin Sebaiknya muadzin itu adalah orang yang jujur, suaranya lantang dan mengetahui waktu-waktu shalat. Saat mengumandangkan adzan, hendaklah ia mengumandangkannya dari tempat yang tinggi seperti menara dan yang lainnya. Hendaklah ia memasukkan kedua telunjuk nya pada lubang kedua telinganya sambil menoleh ke samping kanan dan ke samping kiri, seraya menyerukan kalimat

حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ

حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ

“Mari kita menunaikan shalat. Mari kita menunaikan shalat.”

Kemudian hendaklah ia tidak mengambil bayaran atas adzannya, kecuali dari Baitul Mal (kas negara) atau dari wakaf.

 

 

Disalin Ulang Dari ; Kitab Minhajul Muslim Syaikh Abu Bakar Jabir Al jajairi Edisi Indonesia, Cetakan XXIII, J. Ula 1440 H/2019 M, Darul Haq, Jakarta.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini:

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker