ARTIKELKisah

Amir Bin Abdillah At-Tamimi _ Baginya wanita dan tembok sama saja

Baginya wanita dan tembok sama saja

Amir Bin Abdillah At-Tamimi (Bagian 1)

Sekarang kita berada di tahun 14 H. Saat dimana para pembimbing generasi dan guru utama di kalangan para sahabat dan senior tabi’in membuat pembatas antara kota Bashrah atas perintah khalifah muslimin Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu wa ardhaah.

Mereka bertekad untuk membangun kota baru sebagai markas bagi pasukan kaum muslimin untuk berperang di negeri Persi. Sekaligus sebagai titik tolak untuk berdakwah ilallah, serta sebagai menara untuk meninggikan kalimat Allah di muka bumi.

Di kota kaum muslimin dari segala penjuru Jazirah Arab, ada yang dari Najd, Hijaz dan Yaman berkumpul untuk menjaga perbatasan daerah kaum muslimin. Di antara yang turut berhijrah tersebut terdapat pemuda dari Najed dari Bani Tamim yang di panggil dengan nama Amir bin Abdillah at-Tamimi al-Anbari. Usianya masih remaja masih lunak kulitnya, putih wajahnya, suci jiwanya dan takwa hatinya.

Kendari masih berstatus baru, kota Bashrah menjadi kota terkaya di Negeri kaum muslimin dan paling melimpah hartanya, karena tertumpuk di dalamnya hasil ghanimah perang dan tambang emas murni.

Namun demikian, bagi pemuda dari Bani Tamim ini hal tersebut bukanlah yang dia cari. Beliau dikenal zuhud terhadap apa yang dimiliki manusia, berharap terhadap apa yang ada disisi Allah, berpaling dari dunia dan perhiasannya, menghadapkan jiwanya kepada Allah dan keridhaanNya.

Ketika itu pemuka Bashrah adalah seorang sahabat agung Abu Musa al-Asy’ari, semoga Allah meridhainya dan menjadikan wajahnya berseri di surgaNya. Beliau adalah walikota Bashrah yang bercahaya, panglima perang kaum muslimin yang berasal dari Bashrah sertiap kali menghadapi musuh. Beliau adalah imam penduduk Bashrah, pengajar dan pembimbingnya menuju jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

*****

Kepada Abu Musa al-Asy’ari inilah Amir bin Abdillah berguru. Baik dalam kondisi perang maupun damai. Aktif menemani beliau setiap menempuh perjalanan, meneguk ilmu darinya tentang Kitabullah yang masih segar seperti tatkala diturunkan di hati Muhammad. Juga mengambil hadits shahih yang bersambung hingga Nabi Sholallahu ‘alahi wa sallam yang mulia. Beliau menuntut ilmu tentang agama Allah Subhanahu wa Ta’ala di hadapan Abu Musa al-Asy’ari.

Setelah beliau menyempurnakan ilmu sesuai yang dikehendaki, maka beliau membagi hidupnya menjadi tiga bagian.

Bagian pertama adalah untuk halaqah dzikir di masjid Bashrah, disana dibacakan dan diajarkan Al-Qur’an kepada manusia.

Kedua, beliau pergunakan untuk mengenyam manisnya ibadah, beliau pancangkan kedua kakinya berdiri di hadapan Allah hingga letih kedua kakinya.

Ketiga, untuk terjun ke medan jihad, beliau menghunus pedangnya untuk berperang di jalan Allah. Seluruh umurnya tidak pernah absen sedikitpun dari ketiga kegiatan tersebut, sehingga beliau di kenal dengan abid (ahli ibadahnya) dan ahli zuhudnya penduduk Bashrah.

*****

Diantara berita tentang keadaan Amir bin Abdillah adalah seperti yang dikisahkan oleh seorang putra Bashrah yang mengatakan:

 “Aku pernah mengikuti safar bersama rombongan yang didalamnya terdapat Amir bin Abdillah, tatkala menjelang malam kami singgah di hutan. Aku melihat Amir mengemasi barang-barangnya, mengikat kendaraannya di pohon dan memanjangkan tali pengikatnya, mengumpulkan rerumputan yang dapat mengenyangkan kendaraannya dan meletakkan dihadapannya….. kemudian beliau masuk ke hutan dan menghilang di dalamnya. Aku berkata pada diriku sendiri: “Demi Allah aku akan mengikutinya dan aku ingin melihat apa yang sedang ia kerjakan di tengah hutan malam ini.” Aku melihat Amir berjalan dan berhenti di suatu tempat yang lebat pepohonannya dan tersembunyi dari pandangan manusia. Lalu dia menghadap ke kiblat, berdiri untuk sholat. Aku tidak melihat sholat yang lebih bagus, lebih sempurna dan lebih khusyuk di banding sholatnya. Setelah berlalu beberapa rakaat yang dikehendaki Allah, dia berdoa kepada Allah dan bermunajah kepadaNya. Di antara yang dia ucapkan adalah: “Wahai Ilahi, sungguh Engkau telah menciptakan aku dengan perintahMu, lalu Engkau tempatkan aku ke dunia ini sesuai kehendakMu, lalu Engkau perintahkanb”Berpegang teguhlah!”, bagaimana aku akan berpegang teguh jika Engkau tidak meneguhkan aku dengan kelembutanMu yaa Qowiyyu yaa Matiin! Wahai Ilahi.. sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa seandainya aku memiliki dunia dan seluruh isinya, kemudian diminta untuk meraih Ridha-Mu niscaya aku akan memberikan kepada orang yang meminanya, maka berikanlah jiwaku kepadaku, yaa Arhamar Rohimin! Wahai Ilahi kecintaanku kepada-Mu yang sangat, membuatku terasa ringan menghadapi musibah, ridha atas segala qadha’, maka aku tidak peduli apa pun yang menimpa diriku pagi dan sore harinya selagi bisa mencintai-Mu.”

*****

Putra Bashrah itu melanjutkan, “Kemudian rasa kantuk mendatangi ku hingga aku tertidur. Berkali-kali aku tidur dan bangun sedangkan Amir masih tegak di tempatnya, tetap dalam shalat dan munajahnya sampai datanglah waktu Shubuh.

Usai shalat Shubuh beliau berdo’a:

 “Ya Allah, waktu Shubuh telah dating, manusia segera bangun dan pergi mencari karunia-Mu. Sesungguhnya masing-masing mereka memiliki keperluan Amir di sisi-Mu adalah agar Engkau mengampuninya. Ya Allah, kabulkanlah keperluanku dan mereka, Akramal Akramin. Ya Allah sesungguhnya aku telah memohon kepada-Mu tiga perkara, lalu Engkau mengabulkan dua di antaranya dan tinggal satu saja yang belum. Ya Allah perkenankanlah permohanan tersebut sehingga aku bisa beribadah kepada-Mu sesuka hatiku dan sekehendakku!”

Beliau beranjak dari tempat duduknya dan tiba-tiba pandangan matanya tertuju kepadaku. Beliau terperanjat dan berkata, “Apakah Anda membuntutiku sejak kemarin malam wahai saudaraku dari Bashrah?” Aku menjawab, “Benar.” Beliau berkata, “Rahasiakanlah apa yang Anda lihat, semoga Allah merahasiakan aib Anda!” Aku menjawab, “Demi Allah, engkau beritahukan aku terlebih dahulu tentang tiga permohonanmu kepada Allah tersebut, atau aku akan memberitahukan kepada manusia tentang apa yang aku lihat darimu.” Beliau berkata, “Duhai celaka, jangan sampai anda memberitahukan pada orang lain!” Aku berkata, “Dengan syarat engkau engkau penuhi permintaanku padamu.” Maka tatkala beliau melihat keseriusanku, beliau berkata. “Akan aku ceritakan asalkan Anda mau berjanji kepada Allah untuk tidak menceritakan hal ini kepada siapapun.” Aku berkata, “Baiklah aku berjanji kepada Allah untuk tidak menyebarkan rahasia ini selagi Anda masih hidup.” Lalu beliau berkata:

‘Tiada sesuatu yang memudhorotkan agama yang lebih aku takuti dari fitnah wanita, maka aku memohon kepada Rabb-ku agar mencabut rasa cinta (syahwatku) kepada wanita, maka Allah mengabulkan do’aku sehingga tatkala aku berjalan, aku tidak peduli apakah yang aku lihat seorang wanita atau tembok.” Aku berkata, “Ini yang pertama, lantas apa yang kedua?” Beliau menjawab, “Yang kedua adalah, aku memohon kepada Rabb-ku agar tidak diberi rasa takut kepada siapapun selain Dia, maka Allah mengabulkan do’aku, segingga demi Allah, tiadalah yang aku takuti baik yang dilangit dan dibumi selain Dia.”

Aku bertanya, “Lantas apa do’a yang ketiga?” Beliau menjawab, “Aku memohon kepada Allah agar menghilangkan rasa kantuk dan tidur sehingga aku bisa beribadah kepada-Nya di malam dan siang hari sesuka hatiku, namun Allah belum mengabulkannya.” Tatkala aku mendengar dari beliau, aku berkata, “Kasihanilah dirimu, Anda telah melakukan shalat di malam hari dan shaum di siang hari, padahal surga dapat diraih dengan amalan yang lebih ringan dari apa yang Anda kerjakan. Dan neraka dapat dihindari dengan perjuangan yang lebih ringan dari apa yang Anda usahakan.” Beliau berkata, “Aku takut jika nantinya aku menyesal selagi tiada bermanfaat sedikit pun penyesalan itu. Demi Allah aku akan bersungguh-sungguh dalam beribadah, tidak ada pilihan lain, jika aku selamat itu semata-mata karna rahmat Allah, dan jikalau aku masuk neraka maka itu karena keteledoranku.”

Sumber: Buku Mereka adalah Para Tabi’in, Kisah-kisah paling menakjubkan yang belum tertandingi hingga hari ini, Dr. Abdurrahman Ra’at Basya, At-Tibyan, Cetakan XVIII, 2016

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini:

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker